Sonora.ID - Munculnya varian-varian baru SARS CoV-2 penyebab coronavirus disease 2019 (COVID-19) menjadi perhatian bagi Pemerintah Republik Indonesia. Berbagai langkah pun dilakukan untuk mengantisipasi masuknya varian-varian baru ke Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi Pemerintah dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, jika saat ini telah muncul varian-varian baru dari virus SARS CoV-2 yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi, dan juga memiliki kekebalan terhadap vaksin.
Oleh sebab itu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus melakukan pemantauan terhadap varian dari luar Indonesia, maupun varian lokal.
“Dalam beberapa hari ini kita mendengar banyak berita terkait munculnya, atau ditemukan varian-varian baru virus COVID-19 yang memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi, dan atau memiliki kekebalan terhadap vaksin,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi dalam siaran pers PPKM, Rabu (08/09/2021).
Baca Juga: Sulsel Belum Aman dari Covid-19, Epidemiolog Ingatkan Ancaman Varian Baru
Dari hasil pemantauan genom sequencing yang dilakukan terhadap 5.835 orang di 33 provinsi, sebanyak 2.300 teridentifikasi varian delta.
Selain varian delta, Kemenkes juga turut melakukan pemantauan terhadap varian lainnya, baik variant of concern; Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Maupun variant of interest; Eta, Iota, Kappa, dan Mu.
Sementara itu untuk mengantisipasi masuknya varian Mu yang untuk sementara ini dinilai memiliki kekebalan terhadap vaksin, dan telah terdeteksi di 46 negara, Kemenkes telah melakukan koordinasi dan melakukan pengetatan kebijakan karantina internasional di akses keluar-masuk negara.
“Kami terus berkoordinasi dengan petugas-petugas di pintu-pintu masuk negara, untuk menyusun kebijakan mengantisipasi kemungkinan masuknya varian, yang dikatakan memiliki kekebalan atau efek terhadap vaksinasi,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, Rabu (08/09/2021).
Baca Juga: Pemkot Makassar Mewaspadai Varian Baru Covid-19 Bernama 'Mu'