Sonora.ID - Tren gaya hidup ramah lingkungan menjadi topik yang dapat dikatakan populer belakangan ini, utamanya di kalangan milenial atau anak muda.
Dengan masifnya pemberitaan kerusakan lingkungan, diiringi oleh maraknya kanal-kanal media edukasi yang berfokus pada isu lingkungan, secara tidak langsung hal ini menjadi faktor penekan bagi siapapun untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Sadar atau tidak sadar, kamu bahkan salah satu yang menerapkan pola hidup ini.
Bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kamu lakukan tiap harinya, seperti mengurangi penggunaan sedotan, membawa botol minum pribadi, tidak menggunakan plastik ketika berbelanja, membeli baju-baju thrift, dan lain-lain.
Selamat ya!
Artinya kamu sudah mengambil langkah untuk berkontribusi terhadap lingkungan.
Namun demikian, tren gaya hidup ramah lingkungan demikian masih menyisakan ruang yang perlu kita kritisi bersama.
Sadarkah kamu bahwa pada beberapa tahun lalu, sekitar tahun 2019, tren menggunakan sedotan sekali pakai (stainless straw) sangat marak?
Pada awalnya penggunaan sedotan ini dikatakan sebagai solusi dalam mengurangi penggunaan sedotan plastik yang kabarnya seringkali membunuh hewan-hewan di laut dan juga mencemari tanah.
Kemudian kritik terhadap tren ini mulai muncul.
Yang menjadi menarik adalah kritik ini tidak jarang disampaikan oleh mereka yang juga memiliki perhatian terhadap isu lingkungan.
Baca Juga: Sedang Trend untuk Desain Minimalis, Simak Fengshui Lantai Mezzanine
Meskipun stainless...