Dan ke depannya diharapkan dapat tercipta interkoneksi di Dukuh Atas, di mana akan berdekatan dengan LRT Jakarta, MRT, Kereta Bandara, Stasiun KRL Dukuh Atas dan Trans Jakarta.
Linus menambahkan, LRT Jabodebek menggunakan teknologi CBTC-Moving Block yang menjadikannya sebagai LRT tanpa masinis atau driverless ke-3 di Indonesia setelah Skytrain Bandara Soekarno Hatta dan MRT Jakarta (semi driverless). Sedangkan kalayang milik PT AP II tersebut menggunakan teknologi sistem persinyalan SiLSafe 5000 milik PT Len Industri.
Persinyalan LRT Jabodebek menggunakan TrainGuard MT Signalling System dari Siemens dan Len Industri yang melakukan pemasangan semua perangkat persinyalan, serta menyuplai produk dan perangkat seperti power supply system untuk persinyalan, sistem pengkabelan indoor dan outdoor persinyalan, perangkat emergency train stop, dan perangkat luar persinyalan lainnya.
Dalam sebuah moda transportasi urban transport seperti LRT, sistem persinyalan dibagi menjadi 3 bagian, yakni wayside signaling equipment (di sepanjang jalur), on board signalling equipment (di dalam kereta), dan indoor signaling equipment.
Sistem persinyalan berfungsi mengatur pergerakan lalu lintas kereta di rel. Sistem CBTC-Moving Block memiliki tingkat keamanan yang tinggi serta dapat mencegah terjadinya tumbukan antar kereta baik dari depan, belakang maupun dari samping. Kereta dapat bergerak dengan jarak minimum antar kereta untuk memaksimalkan jumlah keberangkatan kereta, namun masih tetap dalam batas aman.