Lanjut Nadiem, melalui Asesmen Nasional, pihaknya bisa mengetahui sekolah mana saja yang paling membutuhkan bantuan. Ini juga bisa sebagai pemetaan kondisi sekolah, baik dari segi kenyamanan dan keamanan lingkungan sekolah.
“Asesmen Nasional bertujuan mendorong perubahan positif di sekolah. Seperti cara guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolah. Hingga pengawasan sekolah dan cara pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi dalam menyusun anggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran,” imbuh Nadiem.
Sebelumnya, sejumlah sekolah telah memulai gladi bersih untuk memastikan seluruh kendala sudah diatasi. Salah satunya SMPN 1 Surakarta. Rencananya, Asesmen Nasional untuk satuan pendidikan dimulai pada minggu ke-4 September 2021, setelah seluruh simulasi dan gladi bersih selesai dilaksanakan. Jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) dan paket C akan jadi yang pertama menjalani Asesmen Nasional. Dilanjutkan sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah dasar (SD)/sederajat. Pelaksanaannya akan mengikuti peraturan yang berlaku dan protokol kesehatan ketat.
Senada, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengibaratkan Asesmen Nasional sebagai free medical check-up atau pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara gratis. Baik untuk sekolah maupun Pemda. ”Supaya kita tahu apa yang perlu dirawat dan diobati,” pungkas Anindito.
Baca Juga: Kemendikbudristek: PTM Terbatas Prioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Anak