2. Berani menghadapi risiko
Segala keputusan yang diambil seorang pemimpin tentu memiliki risiko tersendiri.
Tidak perlu jauh-jauh menjadi pemimpin, sedari awal, “Hidup ini mengandung risiko,” ujarnya.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini memilih untuk berani menghadapi risiko atas setiap keputusan yang ia buat selama tujuannya adalah untuk kepentingan negara.
Bahkan, baginya jabatan bukanlah sesuatu yang ia takuti apabila itu menghalanginya dalam mengambil risiko.
3. Mencintai bawahannya
Sebelum menjabat sebagai Pangdam Jaya, pria kelahiran tahun 1965 memiliki riwayat sebagai Gubernur Akademi Militer di tahun 2018-2020.
Ia menginisiasi beberapa perubahan di Akmil, seperti pembangunan rumah ibadah, menghapus kesenjangan senior dengan junior, hingga yang sangat spesifik seperti menu makanan para taruna.
Dalam pengamatannya, apa yang ia lakukan berimbas baik pada antusiasme dan kinerja para taruna dalam masa akademinya.
“Pemimpin yang baik adalah yang dicintai anak buahnya, tapi akan lebih baik lagi kalau pemimpin mencintai anak buahnya,” kata pria yang pernah menjadi loper koran ini.
Dudung juga menegaskan bahwa kepada bawahannya, ia selalu menitipkan pesan untuk memenuhi hak-hak anak buah maupun tarunanya.
“Jangan coba ambil haknya, jangan kau sentuh perutnya,” tuturnya.
Baca Juga: Bicara Soal Pemimpin, Ridwan Kamil: Kerja Diomongin, Enggak Kerja Diomongin