Sonora.ID - Semenjak pandemi, semakin banyak orang yang mengalami gangguan tidur, sehingga baru bisa memejamkan mata untuk beristirahat pada saat hari sudah menjelang pagi.
Hal ini ternyata bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor kejiwaan. Mengingat kondisi pandemi yang merugikan banyak orang ini, membuat perubahan yang signifikan termasuk dalam aspek ekonomi.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa sulit tidur bisa disebabkan oleh 3 penyebab utama, termasuk salah satunya memang adalah kondisi kejiwaan.
Baca Juga: Cara Menghentikan Pikiran yang Membuat Kamu Gak Bisa Tidur!
Kejiwaan atau psikis
“Biasanya ada penyakit-penyakit kejiwaan yang menyebabkan susah tidur, tapi penyakit kejiwaan tidak selalu menyebabkan susah tidur saja, dia bisa bekerja bolak-balik. Susah tidur pun bisa menyebabkan gangguan kejiwaan,” ungkapnya menjelaskan.
Bukan hanya mereka yang biasanya disebut sebagai ODGJ atau ‘orang gula’, namun gangguan kejiwaan ini juga termasuk mereka yang alami stres, depresi, atau kecemasan yang berlebihan.
Gangguan kejiwaan ini menyebabkan sang penderita sulit tertidur atau sulit mempertahankan tidurnya hingga bisa istirahat sampai pagi atau akan bangun lebih cepat daripada yang diinginkan.
“Yang paling sering stres, kecemasan, dan ada lagi tapi belum memasyarakat yaitu bipolar,” sambung dr. Santi.
Baca Juga: Susah Tidur di Malam Hari? Begini Cara Cepat Terlelap dalam 10 Detik