Indramayu, Sonora.ID - Sebagai upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian untuk mendukung ketersediaan pasokan dan stabilitas harga komoditas pangan stretagis, Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat melaksanakan program pengembangan klaster pangan.
Dalam keterangan persnya kepada Sonora Bandung, disebutkan saat ini tercatat 60 klaster pangan mitra BI di wilayah Jawa Barat, termasuk di wilayah Priangan Timur dan Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning). Salah satu metode yang diperkenalkan dalam dalam pengembangan pertanian klaster mitra nya adalah integrated ecofarming berbasis microbakter alfaafa (MA-11).
Metode ini dipilih dengan pertimbangan untuk melakukan sistem budidaya pertanian yang ramah lingkungan (zero waste), meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan (sustainable farming) dan menghasilkan produk pangan sehat.
Baca Juga: Kini Vaksinasi Covid-19 Jadi Syarat Wajib Naik Kereta Api
Sebagai contoh, ketika petani memupuk cabai atau tanaman lain dengan Super Bokashi MA-11 selain memberikan hasil yang berlipat baik terhadap kualitas dan kuantitas panen maka juga sekaligus memperbaiki/menyehatkan (recovery) lingkungan sebagai usaha konservasi tanah dan air. Sekaligus limbah pertaniannya misalnya seperti jagung sebagai border kebun cabe limbah jagung dll akan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bergizi tinggi atau Super Feed MA-11.
Dalam pengimplementasiannya, Bank Indonesia memberikan pendampingan secara komprehensif, mulai dari pemberian teori, praktek olah lahan sawah, diskusi, serta dilengkapi dengan berbagai peraga dan sample produk.
Selain itu, Bank Indonesia terlibat dalam kegiatan monitoring secara berkala pada setiap fase pertumbuhan padi, mulai dari fase vegetatif, generative, hingga memasuki fase panen.