Berbagai upaya pelatihan, monitoring, dan pemberian bantuan tersebut bertujuan agar para klaster mitra dapat meningkatkan produktivitasnya, menekan biaya produksi hingga 40%-70%, menghasilkan multiplier effect, menciptakan konservasi tanah dan air sehingga terbentuk pertanian yang berkelanjutan, serta memitigasi perubahan iklim global seperti kekeringan, badai, banjir, dan lain sebagainya yang dapat mengancam keberlangsungan lahan pertanian.
Salah satu klaster pangan mitra BI Jawa Barat yang menerapkan metode ecofarming berbasis MA-11, khususnya BI Cirebon, adalah Kelompok Sri Makmur III dan Kelompok Cinta Tani yang berada di Kabupaten Indramayu. Kedua klaster ini telah menerapkan metoda ecofarming berbasis MA-11 pada lahan masing-masing seluas 1 Ha.
Setelah 120 hari sejak penanaman, pada Senin (20/9) kedua klaster ini telah berhasil memasuki masa panen. Proses panen dilakukan dalam kegiatan “Panen Bersama” padi varietas Bawor, Batuta, Ciherang, dan MSP 01 Modif dengan metode ecofarming berbasis MA-11.
Baca Juga: PLN Bangun GITET 500 KV di Indramayu untuk Perkuat Keandalan Sistem Jawa-Bali
Hadir dalam kegiatan “Panen Bersama” Anggota Komisi XI DPR RI Satori, Kepala BI Jawa Barat Herawanto, Bupati Indramayu Nina Agustina, Kepala BI Cirebon Bakti Artanta, dan Pimpinan BI Tasikmalaya Nurtjipto, serta jajaran dinas terkait di Kabupaten Indramayu.
Dalam sambutannya, Herawanto, menegaskan implementasi integrated ecofarming berbasis microbakter alfaafa (MA-11) pada klaster pangan mitra Bank Indonesia merupakan suatu upaya mewujudkan aktivitas pertanian yang mendukung penyelematan lingkungan dan peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan (sustainable farming), sebagai substitusi atas pola pertanian berbasis kimia yang cenderung berbiaya tinggi dan dalam jangka panjang menurunkan kualitas tanah.
"Secara pasar, Bank Indonesia meyakini bahwa produk padi organik sebagaimana yang dihasilkan oleh 2 klaster mitra pada hari ini, memiliki potensi yang cukup besar. Permintaan domestik maupun global akan produk organik semakin meningkat sejalan dengan peningkatan tren gaya hidup sehat dan “back to nature” di tengah masyarakat," kata Herawanto.