Sonora.ID - Telegram, salah satu aplikasi pesan instan disebut sebut menjadi "sarang" baru bagi para penjahat siber.
Melansir dari Kompas.com, Telegram dijadikan sebagai wadah jual-beli dan berbagi data hasil curian oleh para penjahat siber. Tidak hanya itu, mereka juga meretas sistem dengan menjajakan tools yang digunakan.
Dark web atau forum online khusus untuk jual-beli data curian hasil peretasan, selama ini sering kali digunakan oleh para penjahat siber.
Sebagai contoh yaitu RaidForums yang begitu populer. Tal Samra, seorang analis ancaman siber di Cyberint mengatakan jika baru-baru ini pihaknya melihat kenaikan 100 persen lebih penggunaan Telegram oleh penjahat siber.
Baca Juga: Lagi Hits, Ini Cara Main Anonymous Chat di Aplikasi Telegram
Biasanya para penjahat siber menjajakan data curian melalui kanal-kanal dengan ribuan pelanggan, berdasarkan laporan Cyberint. Hal ini dikarenakan jalur tersebut disebut lebih mudah untuk digunakan.
"Layanan pesan terenkripsi semakin populer di kalangan pelaku ancaman yang melakukan aktivitas penipuan dan menjual data curian, sebab layanan tersebut lebih nyaman digunakan dibanding dark web," imbuh Samra.
Telegram dijadikan wadah penjualan e-mail, username, password, hingga kartu kredit curian
Kenaikan aktivitas kejahatan siber di Telegram sendiri dimulai sejak awal 2021. Apalagi kala itu pengguna baru dari WhatsApp sedang membanjiri Telegram karena kebijakan privasi kontroversial yang diterapkan.
Berdasarkan investigasi Cyberint, ditemukan beberapa kode yang jumlahnya naik empat kali lipat dari tahun lalu dan mendekati angka 3.400.