Selain itu VPNMentor sebelumnya juga mengungkap adanya aktivitas sirkulasi data hasil curian di Telegram.
Melansir dari kompas.com, Rabu (22/9/2021), data tersebut berasal dari perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk Facebook, Click.org, Meetmindful dan lain sebagainya.
Lebih mudah mendapatkan pembeli data curian di Telegram
Anonimitas yang ditawarkan oleh sistem enkripsi layanan tersebut, menurut Samra, membuat para penjahat siber beralih dari dark web ke Telegram. Telegram juga memiliki fitur enkripsi sama seperti WhatsApp, demi keamanan percakapan penggunanya, meskipun tidak sepenuhnya end-to-end (enkripsi dari ujung ke ujung).
Hanya ada di fitur Secret Chat Telegram dalam keamanan end-to-end encryption. Namun menurut Samra banyak juga kelompok penjahat siber yang bersifat publik. Apalagi dibanding dark web, Telegram jauh lebih mudah diakses banyak orang, memberikan fungsionalitas lebih baik, dan secara umum lebih sulit ditelusuri penegak hukum.
Baca Juga: Terapkan Kebijakan Kontroversi, Pengguna WhatApp di Singapura Beralih ke Signal dan Telegram
Sumber: https://tekno.kompas.com/read/2021/09/21/17010047/setelah-dark-web-telegram-jadi-sarang-baru-penjahat-siber?page=all#page2.