Ketika orang tua pasif dalam memberikan kosa kata pada anak di tahap ungkap, maka anak tidak akan menyerap apa pun sehingga tidak memiliki mental lexicon yang baik.
Mental lexicon adalah sebuah komponen pada otak yang menyimpan segala bentuk kosa kata dan memiliki fungsi seperti perpustakaan.
Oleh karena itu, ketika orang tua pasif dalam memberikan kosa kata pada anak di fase ungkap, maka sang anak tidak akan menyerap apa pun.
Mental lexicon menjadi kosong dan anak terlambat bicara pun terjadi.
Selain dari memberikan kosa kata, para orang tua juga harus mengetahui respon dari sang anak ketika dilakukan stimulasi kosa kata.
Baca Juga: Haruskah Bunda Memberi ASI Ketika Sedang Hamil? Simak Penjelasannya
Sebagai contoh, Chitra mengatakan bahwa orang tua dapat memberikan sebuah wewangian kepada sang anak untuk mengetahui respon mereka terhadap bau tersebut.
Jika sang anak memberikan respon seperti ingin mencium kembali wewangiannya, hal tersebut menujukkan bahwa sang anak paham dengan stimulasi yang diberikan.
Sang anak akan memproses wewangian tersebut di dalam otaknya, membuat makna, dan bereaksi meskipun tidak diungkapkan oleh kata-kata.
Para orang tua juga wajib memerhatikan apakah sang anak memiliki masalah dengan organ-orang berbicara seperti lidah, pita suara, dan mulut.
Baca Juga: Unggul Sejak Dini, 5 Anak Seleb Perempuan Ini Paling Dinantikan Beranjak Dewasa oleh Netizen
Kalau memang...