Ketika diluncurkan PTM terbatas baru dua jam sebagai uji coba, artinya hal tersebut kurang berhasil, terbukti munculnya klaster baru.
Perlu dievaluasi bagaimana implementasi prokes yang ketat ke anak-anak. Tidak hanya diingatkan sekali tapi perlu perlakuan khusus.
PTM selama dua jam sudah berdampak dan menjadi keprihatinan kita, tetapi kita tidak boleh surut. Yang terjadi klaster distop dulu, dievaluasi bagaimana penerapan prokes dilingkungan tersebut. Ada langkah-langkah konkret, terukur dan terkendali. Disisi mana kelemahan-kelemahananya dan ada langkah-langkah perbaikan.
“ Kita harus sabar. Pendidik, orang tua harus sabar untuk tidak bersentuhan, sabar prokes, sabar tidak saling menyalahkan. Masukan-masukan positif disampaikan ke pejabat agar ada perbaikan. Sabar menjalani semua ini,” tutupnya.
Baca Juga: Dukung Program PTM Terbatas, Dinkes Siapkan 50 Ribu Vaksin untuk Pelajar se-Kota Siantar