Palembang, Sonora.ID – Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Bagaimana kondisi perbatikan di Sumsel terutama disaat pandemi? Fitri Nengsih Salah Satu Tailor di Kota Palembang dan juga Anggota Tailor Indonesia bercerita kepada Sonora (2/10/2021).
”Kondisi saat pandemi ada pengaruh tapi tidak terlalu. Orderan kebaya untuk pesta memang berkurang, tapi disikapi dengan meningkatkan daya kreatifitas. Membuat masker, merajut, bisa mengisi waktu dan dijual. Selain itu banyak belajar membatik, jumputan dan ecoprint untuk menambah ilmu,” ujarnya.
Batik memiliki keunggulan karena bisa dipakai kemana saja. Trend saat ini yang modelnya agak sedikit lebar. Membuatnya pun praktis dan cepat.
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, IWAPI Kalsel Latih Milenial Bikin Kain Sasirangan
”Utamanya tetap batik khas Palembang atau motif Palembang agar lebih maju,” tukasnya.
Kesulitan dalam membuat baju motif batik terutama baju resmi karena harus memadukan motifnya agar bertemu. Namun untuk baju santai lebih mudah terutama untuk ibu-ibu, lebih simpel.
”Membuat baju untuk kemeja laki-laki lamanya setengah hari. untuk baju ibu-ibu simpel, 3 jam selesai,” ujarnya,
Ia berharap batik Indonesia semakin maju dan tampil dengan motif-motif yang menggoda selera sehingga banyak orang mengenakannya. Motifnya bisa dipakai kemana saja untuk aktifitas sehari-hari.