Pembelajaran daring yang mengharuskan pelajar memakai gadget dan kuota tentu membuat para masyarakat menengah ke bawah menjadi bimbang dalam mengeluarkan dana untuk makan atau sekolah.
Sehingga, ancaman untuk putus sekolah pun meningkat pesat saat pembelajaran daring.
Pembelajaran daring juga menyebabkan peningkatan angka pernikahan dan kelahiran anak.
Berdasarkan penjelasan Novita, banyak pelajar yang putus sekolah akhirnya memilih untuk menikah.
Baca Juga: Outing Class di Makassar, Konsep Pengembangan Potensi Pelajar
Orang tua menganggap menikah dapat meringankan beban ekonomi mereka, sehingga anak-anak yang bahkan masih di usia dini pun akhirnya dinikahkan dengan anggapan rezeki akan datang saat berumah tangga.
Mirisnya, para orang tua tidak sadar bahwa menikah memiliki hal kompleks di dalamnya. Tak jarang, bukannya rezeki yang didapat, tetapi malah kekerasan rumah tangga yang terjadi akibat belum stabilnya emosi anak-anak.
Di luar dari aspek perekonomian, pembelajaran daring menyebabkan para pelajar kehilangan kemampuan dalam bersosialisasi.
Psikiolog Anak dan Remaja ini menjelaskan hal tersebut terjadi akibat para pelajar tidak bertemu secara langsung dengan teman sebayanya.
Baca Juga: Siswa SD di Manado Sudah Mulai Ikut Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
Kemampuan bersosialisasi...