Program inilah yang ada di timnas Indonesia saat ini, karena ia juga terlibat di dalamnya.
“Jadi, itu yang kita tanamkan sejak usia muda. Kenapa kita buat diklat? Karena memang banyak klub-klub di Surabaya yang belum memberikan sistem pembinaan yang Filanesia. Ini yang belum banyak dipahami oleh anak-anak kita,” ujarnya.
Hanafing menegaskan, jika salah melakukan pembinaan di usia 13 dan 15, maka anak-anak berbakat itu akan sulit menjadi pemain hebat.
Baca Juga: 5 Seleb Pemilik Klub Sepak Bola di Indonesia, Enggak Cuma Raffi Ahmad!
Sebab, sepak bola sekarang berbeda dengan sepak bola dulu yang selalu mengandalkan bakat, tapi kalau sekarang mengandalkan teknologi.
“Sepak bola sekarang adalah pengetahuan. Kalau anak-anak bertalenta muda ini tidak dibekali pengetahuan sepak bola yang benar, ya sudah tidak mungkin menjadi pemain hebat. Nah, pengetahuan sepak bola itulah yang akan kami bangun dalam diklat ini. Jadi, kita akan buat program jangka panjang dan mereka akan kami bina,” pungkasnya.