Sehingga ketika aksara Ang, Ung dan Mang disatukan, maka akan menjadi aksara AUM yang bilamana diucapkan menjadi OM. Aksara OM merupakan aksara suci umat Hindu serta memiliki nilai magis yang luar biasa sebagai simbol dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sementara itu, salah satu sastra yang membahas mengenai penggunaan benang Tri Datu dalam titual keagamaan hindu yakni Lontar Agastya Parwa.
Dalam lontar tersebut, dijelaskan bahwa makna benang Tri Datu untuk masyarakat Umat Hindu adalah sebagai sarana perlindungan dari kekuatan negatif. Sehingga masyarakat Hindu bisa terhindar dari hal-hal negatif dan bisa berpikir bijaksana.
Bentuk gelang Tri Datu, juga tidak boleh sembarangan. Gelang ini harus dijalin dengan bentuk saling mengikat satu sama lain.
Anda pun tidak akan mendapati gelang Tri Datu yang terurai begitu saja. Selain itu, bentuk ikatan pada gelang ini juga tidak seperti ikatan yang dipakai pada jalinan rambut.
Karena memiliki makna yang mendalam tersebut, gelang Tri Datu pun kerap dikenakan oleh masyarakat Bali ketika mengadakan upacara keagamaan.
Bahkan, saat ini, hampir semua upacara keagamaan di Bali disertai dengan pemakaian gelang Tri Datu. Apalagi, bagi masyarakat Bali, gelang ini merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi
Selain itu, masyarakat Bali yang mengenakan gelang ini juga tidak perlu membelinya. Biasanya, gelang ini merupakan bagian dari pica atau anugerah yang diberikan oleh beberapa pura.