Kepala BI Jabar Herawanto (batik berpeci) usai penandatanganam MoU dengan Bupati Sukabumi, Selasa (12/10/2021) (
Koleksi pribadi)
Sementara, sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih tumbuh positif pada tahun 2020. Hal ini yang menjadi faktor penahan perekonomian Kab. Sukabumi tidak terkontraksi lebih dalam.
"Dari awal pandemi di 2020 sampai dengan kuartal I 2021, kontraksi perekonomian Jabar, termasuk Kabupaten Sukabumi, tertekan akibat pandemi yang secara signifikan mengerem mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. Daya beli masyarakat menurun dan terhentinya beberapa proyek infrastruktur strategis maupun proyek investasi swasta akibat PPKM dan refocusing anggaran," papar Herawanto.
Namun saat ini, lanjut Herawanto, didukung oleh kebijakan dynamic balancing sejak kuartal III 2020, beberapa indikator pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi mulai terindikasi meningkat, terutama di 2021.
Untuk pengoptimalan pemulihan ekonomi, kata Herawanto, diharapkan Pemkab Sukabumi dapat melakukan penguatan pada tiga aspek yang sejalan dengan 5 (lima) kunci utama pemulihan ekonomi Jabar, yaitu pengembangan ekonomi, pengendalian inflasi serta digitalisasi ekonomi dan pembayaran.
Sebagai penguatan komitmen kolaborasi dan sinergi aktif dalam mendukung pemilihan ekonomi, stabilisasi harga dan pengembangan ekonomi digital, maka pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Bank Indonesia juga melakukan penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) mengenai Pengembangan Ekonomi Daerah.