Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang adalah adanya Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang posisinya berseberangan dengan Masjid Raya, yang merupakan masjid terbesar di Kota Singkawang.
Vihara yang populer dengan sebutan Pekong Toa ini berusia hampir 200 tahun, Sampai sekarang vihara ini menjadi vihara utama di Singkawang. Semua tatung yang berparade di hari Cap Go Meh harus diberkati terlebih dahulu di sini agar mendapat kesaktian.
Sementara itu, bangunan asli Masjid Raya sudah berdiri sejak tahun 1885, yang kemudian dibangun kembali dengan megah tahun 1936 setelah habis terbakar.
Baca Juga: Wali Kota Singkawang dan Tiga Anggota Keluarga Terkonfirmasi Positif Covid-19
Di sekitar Pekong Toa terdapat sebuah kawasan yang unik dan bisa dibilang masih cukup Tradisional. Lokasi tepatnya di Gang Mawar, di samping Sungai Singkawang. Di kawasan ini ada beberapa rumah Tionghoa yang berusia lebih dari seratus tahun, lengkap dengan ruang serbaguna dan kelenteng kecil khusus untuk penghuni kawasan.
Walaupun sudah mengalami renovasi atau perbaikan, model dan fungsi bangunannya masih dipertahankan seperti aslinya. Banyak para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
Kota Singkawang memiliki kerukunan antar umat beragama yang sangat tinggi. Kota Singkawang Penduduknya mayoritas Melayu, Tionghoa, dan Dayak. Masjid dan vihara tertua yang posisiny berdekatan adalah salah satu contoh kerukunan tersebut.
Baca Juga: Pemkot Singkawang Salurkan Bantuan Donatur untuk Masyarakat Terdampak Covid-19