"Gong Suling ini merupakan sebuah kompetisi yang pertama dilaksanakan. Sedangkan Lomba Baleganjur ini sudah sering dilaksanakan. Namun saat ini pelaksanaan lomba dikemas secara hybrid system yakni daring dan luring," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Gus Eka berharap, dari pelaksanaan D’Youth Fest ini diharapkan dapat berkesinambungan. Sehingga pola berkesenian di Bali dengan konsep adanya penggalian, pelestarian dan pengembangan dapat diaplikasikan. Dengan harapan seni tradisi dan modern dapat seimbang dalam pelaksanaanya.
"Poksi Tupoksi, ruang yang ada, kalangan dan partisipan yang terlibat dalam kegiatan ini bisa merata dan kompetensi seni dan budaya di Kota Denpasar ini dapat kembali bangkit dan lestari dengan memberikan ruang kepada STT, anak muda, siswa SMA/SMK serta komunitas-komunitas," ujarnya.
Baca Juga: 18 Orang Terjaring, Tim Yustisi Berharap Masyarakat Tetap Taati Prokes
Selain itu, Gus Eka menambahkan, pelaksanaan Lomba Gong Suling serangkaian D’Youth Festr 2021 diikuti oleh 22 peserta. Dimana, pada tahap pertama telah dilaksanakan penilaian secara virtual untuk selanjutnya 10 peserta terbaik ditampilkan di DNA.
Sama halnya dengan Gong Suling, Lomba Baleganjur diikuti oleh 20 peserta. Dimana, pada tahap pertama telah dilaksanakan penilaian secara virtual untuk selanjutnya 10 peserta terbaik ditampilkan di DNA.
"Jadi hari ini telah ditampilkan sebanyak 20 peserta, yakni 10 peserta Lomba Gong Suling dan 10 peserta Lomba Baleganjur," ungkapnya.