Investasi saham pun tidak serta-merta dapat dilakukan begitu saja. Terdapat banyak sekali hal yang harus diperhatikan, salah satunya portfolio dari perusahaan yang sahamnya dibeli.
Para calon investor harus mengetahui terlebih dahulu portfolio dari perusahaan yang sahamanya ingin mereka beli. Ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dan performa perusahaan tersebut selama berdiri.
Kinerja dan performa perusahaan menjadi patokan dari nilai saham ketika berada di pasarnya.
Jika salah memilih perusahaan dengan kinerja yang buruk, maka nilai saham yang dijadikan instrumen investasi pun tidak akan berarti apa-apa karena memiliki harga rendah.
Selain itu, para calon investor juga harus mengenali risk profile mereka agar bisa dengan tepat memilih investasi terbaik.
Baca Juga: 5M Protokol Investasi Saham yang Perlu Kamu Ketahui, Ini Penjelasan Pakar Finansial
2. Reksadana
Berbeda dengan investasi saham, reksadana dikenal memiliki risiko yang minim bagi investornya.
Seperti yang dijelaskan oleh Eko bahwa ketika berinvestasi melalui reksadana, maka segala hal yang berkaitan dengan tanam modal tersebut akan diurus langsung oleh para manajer investasi.
Sehingga, para investor tidak harus terjun langsung untuk mengurus modal yang mereka sudah keluarkan.
Selain itu, reksadana pun dapat dibeli dengan modal yang cukup murah. Saat ini, reksadana berada di harga Rp 10.000 untuk yang paling murah.
Untuk jenisnya, terdapat 3 reksadana yang dapat dipilih oleh para calon investor:
- Reksadana Saham
- Reksadana Pendapatan
- Reksadana Campuran
Ketiga jenis ini dapat dipilih sesuai dengan preferensi masing-masing. Jangan lupa konsultasikan terlebih dahulu dengan manajer investasi ketika memiliki jenis reksadana yang ada.