Sonora.ID - Pemerintah Indonesia membuka kerjasama dengan Australia dalam industri hidrogen hijau, dimana hal tersebut dibahas bersama oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison di sela Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20).
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan pers mengenai KTT G20 hari ini (31/10/2021) mengungkapkan, secara khusus Pemerintah Indonesia melakukan pembahasan mengenai kerjasama bilateral dengan Australia, mengenai industri hidrogen hijau. Investasi tersebut akan dilakukan di lahan seluas 13 ribu hektar, di Kalimantan Utara.
“Kemudian secara khusus juga dibahas mengenai green hydrogen industry di Kalimantan Utara, yang akan dilakukan investasi di kawasan seluas 13 ribu hektar di Kalimantan Utara,” ungkap Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan pers secara virtual, yang di akses melalui kanal youtube Sekretariat Presiden, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Peran Perempuan Penting dalam Perekonomian Nasional
Dalam perencanaan tersebut, Fortescue Metals Group, perusahaan yang berasal dari Australia, akan mengintegrasikan energi berbasis hidrogen.
Selain industri hidrogen hijau, perusahaan tersebut nantinya juga akan berinvestasi pada pembangkit listrik berbasis hydrojet economy, dan juga di sektor petrokimia.
Diharapkan, dengan adanya proyek kerjasama antara Indonesia dan Australia ini, Pemerintah Indonesia dapat menyediakan suplai listrik dalam jumlah yang besar.
“Yang sekarang sedang dibahas dengan grup Australi, dipimpin oleh Andrew Forrest atau Fortescue Metal Group. Itu pembahasannya adalah sekitar 13 ribu hektar, dan disitu akan mengintegrasikan daripada energi berbasis hydro, kemudian investasi di bidang pembangkitan hydrojet economy, dan juga terkait dengan petrokimia kompleks,” terang Airlangga, Minggu (31/10/2021).