"Baru surut sekitar jam satu malam. Mau tidak mau kami harus berjaga. Waspada hewan liar seperti ular dan lainnya, memperhatikan kabel atau alat-alat yang memiliki aliran listrik. Kemudian mengamankan barang berharga," jelasnya.
"Semoga saja kondisi seperti ini lekas mereda. Kami pun bisa kembali merasa nyaman ketika berada di rumah," harapnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin, Fahrurrazi menjelaskan bahwa kondisi air sungai saat ini memang mengalami pasang lebih cepat dari sebelumnya.
"Padahal biasanya, terjadi di pertengahan bulan. Meski begitu, berdasarkan pantauan tadi malam, masih dalam batas aman," jelasnya.
Dalam hal ini, pihaknya mengklaim juga telah menyiapkan personel, armada hingga logistik. Kemudian pihaknya beserta jajaran pun sudah mulai melakukan upaya antisipasi.
Selain bakal terus memantau perkembangan situasi di lapangan, pihaknya bakal mengumpulkan perwakilan dari seluruh relawan kebencanaan di lima kecamatan.
"Jadi kalau memang ada warga terdampak, akan langsung kami evakuasi," jelasnya.
Disinggung apakah kondisi ini sudah merupakan kondisi puncak, Fahrurrazi mengaku belum.
Mengutip data BMKG, menurut Fahrurrazi, kondisi puncak terjadi di Januari mendatang.
"Tapi, mudah-mudahan saja tidak terjadi. Yang kita khawatirkan itu, air sungai meninggi, ditambah air kiriman dari hulu dan curah hujan tinggi," tekannya.
Lebih jauh, Fahrurrazi pun menyatakan bahwa saat ini status Kota Banjarmasin berada pada kondisi siaga.
Namun menurut Fahrurrazi, status itu bisa saja berubah atau ditingkatkan menjadi darurat bencana. Terlebih ancaman itu sudah ada, seperti yang terjadi di sejumlah kabupaten baru-baru ini.
"Kami sudah melakukan zoom meeting dengan Pemerintah Provinsi Kalsel. Diketahui bahwa per tanggal 15 November mendatang, Kalsel berstatus darurat bencana nantinya," tutupnya.
Baca Juga: Tangani Permasalahan Banjir di Sumsel, BBWS VIII Siagakan 700 Personel