Yogyakarta, Sonora.ID - Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beberapa potensi bencana, antara lain erupsi Merapi, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, ombak besar, gempa bumi, dan potensi tsunami, yang dapat mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda masyarakat.
Bencana terbesar yang pernah melanda DIY adalah gempa bumi 5,9 Skala Richter pada tahun 2006 dan erupsi Merapi di tahun 2010 yang telah banyak menimbulkan korban.
Dan saat ini, di penghujung tahun 2021, pengaruh La Nina di wilayah DIY berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan yang diatas rata-rata sejak awal musim penghujan.
Baca Juga: Kapolda DIY Meninjau Pelaksanaan Vaksinasi Pelajar dan Santri
Pada bulan Oktober-November 2021, curah hujan memang cukup tinggi, sehingga mencapai tingkat curah hujan sekitar 60%. Pengaruh La Nina diperkirakan masih akan berlanjut hingga bulan Februari 2022. Peningkatan curah hujan jelas berpotensi mengakibatkan bencana berupa banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Untuk mengantisipasi segala bentuk bencana yang berpotensi terjadi di DIY, perlu dipersiapkan tata kelola manajemen risiko bencana dan kesiagaan lintas Dinas/Instansi terkait, agar dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi sejak dini.
Pagi ini, Selasa (9/11/2021) Wakil Gubernur DIY Paku Alam X memimpin langsung Apel Kesiapsiagaan bencana yang berlangsung di halaman GOR Among Rogo kota Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh personel Kapolda DIY, BPBD DIY, BASARNAS DIY, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Polisi Pamong Praja, SAR DIY serta SAR linmas resque istimewa DIY.
Baca Juga: Berbagi di Masa Pandemi, Akpol Alumni 95 Gelar Vaksinasi Massal