Pattern recognition, dikutip dari van de Oudeweetering (2014), adalah salah satu mekanisme paling penting dalam peningkatan permainan catur. Dengan menyadari bahwa posisi-posisi di papan memiliki kemiripan dengan posisi yang pernah disaksikan sebelumnya, akan membantu pemain untuk menemukan taktik atau kelanjutan langkah yang paling menjanjikan.
“Waktu kita latihan, apa yang kita latih itu kemungkinan besar tidak akan terjadi di pertandingan, tapi pattern-nya itu, polanya yang kita ambil, dan ini sering terjadi di pertandingan-pertandingan. Maka dari itu kita harus identifikasi pola tersebut,” jelas Irene.
Irene menyebut, sebelum menghadapi seorang lawan, ia biasanya akan melakukan riset mendalam yang menekankan pada pola-pola lawannya tersebut. Baik dari pembuka (opening) yang biasa digunakan, karakter, ‘senjata’ dominan, kekuatan, hingga kelemahannya. Tidak hanya perang otak, catur adalah layaknya perang psikologis (psychological battle) di antara kedua pemain.
Kebiasaan dalam memahami pola-pola tertentu dalam permainan caturlah yang kemudian membawa Irene Sukandar untuk mengenali pola pada kehidupan sehari-hari hingga hal serius seperti politik. Dalam benaknya, ia selalu membuat perumpamaan atas kejadian yang ia saksikan dan menemukan pola menarik di baliknya.
Cerita ini dikutip dari episode ke-13 siniar BEGINU season dua yang bertajuk Irene Sukandar, Dewa Kipas, Menjadi Atlet, dan Pelajaran Hidup dari Catur. Selengkapnya, Irene berbincang dengan Pimpinan Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho tentang awal perjalanan ketertarikannya terhadap catur hingga relasi dengan Dadang Subur.
Dengarkan episodenya di Spotify dengan cara klik ikon di bawah atau mengunjungi https://bit.ly/S2E13Beginu_A.
Penulis: Intania Ayumirza