Badai ini juga memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia berupa potensi hujan sedang dan lebat diwilayah Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Di perairan menyebabkan gelombang tinggi hingga mencapai lebih dari 2,5 meter.
“Perairan Enggano Bengkulu, Lampung Selatan, selatan jawa barat hingga Jawa Timur, samudera Hindia, Selatan akan dipantau. Siklus hidupnya bisa tiga hingga empat hari kedepan,” tukasnya.
Di Indonesia secara geografi di lintang rendah cenderung aman dari badai tropis karena badai ini tidak terjadi di lintang rendah akibat tidak memiliki kekuatan.
Tetapi akhir-akhir ini menunjukkan di lintang rendah yang kurang dari 10 derajat bahkan kurang dari 5 derajat bisa muncul badai tropis. Artinya ada pengaruh perubahan global yang menyebabkan cuaca ekstrim.
“Tapi masyarakat tidak perlu khawatir dan terus mengupdate informasi BMKG, memantau perkembangan badai tropis teratai karena akan muncul dan hilang tiba-tiba,” tukasnya.
BMKG Pusat memberi nama badai tropis dengan nama bunga dan buah. Saat ini diberi nama badai tropis teratai, sebelumnya diberi nama badai tropis seroja.
Baca Juga: Sumsel Berada di Peralihan Musim, Masyarakat Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem