Jeri yang sudah 20-an tahun tinggal di Papua merasakan betul bagaimana perkembangan kondisi telekomunikasi di daerahnya. Setelah tahun 2019, wilayah di bagian tengah Papua mulai merasakan kehadiran internet, meski cakupannya masih terbatas di ibu kota kabupaten saja. Ini berkat kehadiran jaringan Palapa Ring Timur yang melengkapi teknologi satelit/VSAT dan jaringan kabel bawah laut SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) warisan Telkom. Ke depannya desa-desa pun akan terhubung lewat BTS 4G yang tersebar merata.
Baca Juga: Kominfo Sebut Tranformasi Digital Kunci Sukses Bisnis Online
Akses internet untuk layanan publik di Provinsi Papua dan Papua Barat, BAKTI menggunakan solusi teknologi fiber optic di 47 titik dan VSAT di 1.189 titik lokasi. Kehadiran layanan publik ini paling besar dimanfaatkan untuk sektor pedidikan, kesehatan, dan kantor pemerintahan. Penambahan lokasi baru akses internet di tahun 2021 untuk kedua provinsi ini mencapai 1.882 lokasi di Papua dan 211 lokasi di Papua Barat.
Banyaknya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Provinsi Papua dan Papua Barat yang terjadi selama tahun 2021 ini belum berhasil mendongkrak daya saing digitalnya jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Meski nilai dari setiap parameter di Ev-Digital Competitiveness Index-nya menunjukan adanya peningkatan, namun Papua masih memegang posisi juru kunci di peringkat 34 dan Papua Barat di posisi 30.
Membangun infrastruktur di Papua memang tidak mudah. Tantangan alam yang ‘istimewa’ melebihi daerah lain di Indonesia membutuhkan komitmen dan kerja ekstra yang harus dilakukan bersama antara pemerintah pusat, yang diwakili oleh BAKTI Kominfo, dan pemerintah daerah.
Dimasa mendatang diharapkan masyarakat Papua juga dapat merasakan manfaat kehadiran telekomunikasi seperti daerah lain, bukan hanya manfaat dasar saja tapi juga manfaat turunan seperti peningkatan ekonomi pemberdayaan UMKM lokal.