Jakarta, Sonora.Id - Tidak hanya berhasil mengatasi masalah sampah, melalui program inovasi sosial Pengolahan Sampah Terpadu (PESAT), PT Pertamina EP Prabumulih Field dengan Program Plastik Daur Ulang (Pak Dalang) dan Program Sampah Jadi Berkah (SARAH) ikut berkontribusi mengangkut perekonomian masyarakat di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
PESAT dilatarbelakangi timbunan sampah di Kota Prabumulih yang mencapai 34,09 ribu ton per tahun. Sebanyak 67% di antaranya merupakan sampah yang tidak terolah atau dibakar. Dengan sampah sebanyak itu, TPA Prabumulih diperkirakan akan over capacity pada 2023.
Di sisi lain, ada potensi urban farmin. Kota Prabumulih memiliki 5,25 hektare lahan subur di Kelurahan Majasari dan memiliki fasilitas pengolahan sampah anorganik di Kelurahan Sungai Medang.
“Dengan Program Pak Dalang, 466,06 sampah organik yang dikumpulkan dari pemulung bisa diolah dan pendapatan pemulung pun naik 200%. Prabumulih juga menjadi satu-satu kota di Sumatera yang mendapat dana insentif daerah,” kata Ndirga Andri Sisworo, Senior Manager Prabumulih Field, dalam sharing session secara virtual, Kamis (9/12).
Sementara itu, melalui Program SARAH, ibu-ibu di Majasari memanfaatkan kulit nanas untuk diolah menjadi minuman probiotik. Selain itu, juga mengolah ampas tahu menjadi makanan yang bernilai gizi.
“Kami bisa mengolah sabun dari minyak jelantah. Ada pula kompos untuk membasmi jamur,” kata Ndirga.
Dwi Koryana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Prabumulih, mengatakan Program PESAT Pesat sangat berkontribusi pada pengolahan sampah di Kota Prabumulih.
“Sampai 2025 diharapkan ada pengurangan sampah 30%. Dengan kegiatan PESAT adalah pengurangan sampah,” katanya.
Keberhasilan program Pak Dalang, kusus pengolahan sampah plastik. Dengan program ini Prabumulih menjadi satu-satunya kota di sumatera yang dapat dana insentif daerah.
Baca Juga: 2 Penghargaan Keselmatan Kerja Diraih Kilang Pertamina Plaju
Baca Juga: PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur Dukung Vaksinasi di Balikpapan