Sonora.ID - Maraknya penggunaan teknologi saat pandemi membuat investasi kian diminati. Aksesnya yang semakin mudah, membuat siapa saja dapat mulai berinvestasi. Bahkan, banyak anak sekolah juga yang sudah belajar tentang investasi melalui internet.
Pengalaman pada masa pandemi, yaitu banyaknya korban PHK atau potong gaji, membuat anak-anak muda menjadi was-was. Investasi dilakukan sebagai upaya preventif terhadap bencana serupa di masa depan.
Dalam siniar CUAN bertajuk “Investasi Ala Anak Sekolah”, dipaparkan bahwa data investor muda dari Gen Z dan Milenial mendominasi PT Bursa Efek Indonesia. Selain itu, menurut laporan KSEI per 30 September 2021, jumlah investor pasar modal dengan profesi pelajar mencapai 27,55% dengan total aset Rp15,40 triliun.
Baca Juga: 2022 Saatnya Lirik Investasi Properti! Berikut 4 Keuntungan dari Investasi Jangka Panjang Ini
Joice Tauris Santi, seorang Jurnalis Kompas.id dan penulis finansial dan investasi, dalam siniar CUAN memaparkan, "Investor meningkat dua tahun ini, terutama anak-anak muda. Dan ini bukan cuma di Indonesia, tapi seplanet ini. Aku dapet riset dari luar, mereka riset di 32 negara. Dan fenomenanya sama: pandemi membuat kesadaran akan investasi semakin tinggi."
Reksa Dana dapat Menjadi Alternatif
Untuk pelajar, reksa dana dapat menjadi alternatif untuk memulai berinvestasi. Hal ini dikarenakan reksa dana memiliki beragam pilihan, salah satunya adalah risiko rendah. Dengan reksa dana risiko rendah, potensi kerugian akan diminimalisi. Bahkan, kita dapat memulai dengan modal kecil, yakni mulai dari Rp10.000.
Secara administrasi, persyaratan untuk menjadi investor reksa dana adalah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Oleh karena itu, investasi ini bisa dimulai oleh pelajar yang duduk di bangku SMA.