Jakarta,Sonora.Id - Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo mengucapkan terimakasih kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) atas kesempatan menjadi narasumber yang diberikan dalam Rakernas IBI.
“Kami atas nama BKKBN mengucapkan terimakasih dan bersyukur Alhamdulillah bisa bertemu dengan IBI secara lengkap di dalam Rakernas dan kami tentu berterimakasih telah diberi kesempatan. Potensi bidan di seluruh Indonesia baik secara kualitas, kuantitas maupun posisi strategis itu luar biasa. Secara geografis, bidan tersebar di seluruh Indonesia dan cukup merata dari sisi jumlah juga saya kira memang luar biasa, karena jumlahnya cukup besar”, terang Kepala BKKBN saat menjadi narasumber pada kegiatan Rakernas Ke-VII IBI Tahun 2021 dengan Topik materi “Peningkatan Peran Bidan dalam Pelayanan KB dan Akselerasi Penurunan Stunting”.
“Ikatan Bidan Indonesia (IBI) juga melahirkan satu jiwa-jiwa kepemimpinan yang sungguh luar biasa. Karena kita melihat bersama, bahwa di dalam IBI ini menjadi organisasi yang sangat solid adalah pengurus yang ditingkat daerah, ditingkat pusat, kemudian juga cabang”, tambahnya.
Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Kopi? Ini Efek Samping dan Takaran yang Disarankan
“Berdasarkan data, Riset Kesehatan Dasar 2018 bayi lahir prematur sebanyak 29,5%, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,7% ini adalah sumber utama stunting. Penyebab BBLR dan prematur adalah dari ibu yang memiliki anemia atau ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun. Oleh dari itu untuk bidan-bidan yang berada pada prevalensi stuntingnya tinggi peran nya jauh lebih besar seperti di NTT, Sulbar dll. Apa yang selama ini kita lakukan tidak cukup hanya dengan faktor spesifik, bidan juga perlu _communicator leader_ agar lingkungan nya jadi lebih baik. Ekosistem juga mempengaruhi faktor dari Kesehatan ibu dan bayi yang akan lahir”, ucap dr. Hasto.
Selain itu, dr. Hasto juga menyampaikan, “BKKBN memiliki program untuk sebelum nikah melakukan; pembekalan kesehatan reproduksi (kespro) dan _check up_, kesehatan 3 bulan sebelum nikah. Para suami harus menyiapkan prakonsepsi dengan waktu 75 hari untuk menyiapkan spermanya baik dan tidak akan menyebabkan stunting. Bidan harus tau, perempuan yang hamil ternyata telur janin sudah tercipta sejak dalam kandungan. Apabila ibu kurang sehat berpengaruh pada cucu nantinya, karena 3 generasi. Pertumbuhan janin harus dikawal karena terjadi organogenesis, kemampuan dasar dari bayi dimulai dari 1000 hari pertama kelahiran bayi”, imbuh dr. Hasto.
“BKKBN membentuk pendamping keluarga yang dibantu oleh bidan yang melakukan pendampingan sekaligus memberikan pelayanan kesehatan, TP PKK Desa melakukan koordinasi dan informasi, kader KB melakukan identifikasi dan pendampingan, serta menemukan kondisi keluarga beresiko stunting”, tutup dr. Hasto.