Denpasar, Sonora.Id - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memfasilitasi Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diselenggarakan secara hybrid di Bali, pada Sabtu, (18/12/21). Penandatanganan komitmen tersebut dilakukan oleh perwakilan 15 Usaha Besar (UB) dan 24 UMKM yang disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sepanjang tahun 2021 ini, Kementerian Investasi/BKPM telah berhasil memfasilitasi 89 PMA/PMDN dan 383 UMKM dari seluruh wilayah Indonesia yang berpartisipasi pada program kemitraan antara UB dan UMKM. Komitmen tersebut mencatat nilai kontrak kerja sama sebesar Rp2,73 triliun, dimana capaian tersebut naik 82% dibandingkan tahun 2020 lalu sebesar Rp1,5 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam sambutannya menyampaikan bahwa program kolaborasi ini merupakan arahan langsung dari Presiden RI Joko Widodo. Hal ini dilakukan dalam rangkan menciptakan dunia usaha baru di daerah-daerah dan meningkatkan kualitas serta daya saing UMKM.
“UMKM harus didorong melakukan kolaborasi. Kalau tidak diberikan kesempatan, susah untuk “naik kelas”. Jangan berpikir kualitas mereka tidak mampu. Kewajiban kita lah untuk membina mereka. Target kita tahun 2022, minimal Rp5 triliun,” tegas Bahlil.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia: Investasi tak lagi berfokus di Pulau Jawa
Bahlil juga menjelaskan bahwa pemerintah telah membuka kesempatan dalam rangka menciptakan pelaku usaha baru di daerah, yaitu melalui kemudahan perizinan investasi dengan adanya sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko dan akses kolaborasi UMKM dengan investor besar baik PMA maupun PMDN. Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa kolaborasi yang terjalin harus berdampak positif dan menguntungkan kedua belah pihak.
“Kepada teman-teman UMKM, kerjanya harus profesional. Ini kesempatan membangun akses pasar internasional. Dulu saya di Papua, susah dapat akses pasar Jakarta. Sekarang kalian sudah dapat akses kolaborasi. Harus dimanfaatkan,” ucap Bahlil.
Sebagai salah satu perwakilan UMKM yang menandatangani komitmen kerja sama hari ini, Amal Fahmi selaku Managing Director PT Kayu Lima Utama turut menyampaikan apresiasinya atas berjalannya program kolaborasi ini. Fahmi berharap kolaborasi ini tidak berhenti di sini saja, tetapi juga bisa dilanjutkan dengan investasi lain yang berkaitan.
“Melalui kolaborasi ini, kita punya pasar yang lebih luas dan kami sangat terbantu. Kerja sama ini sifatnya simbiosis mutualisme. Ada pasar dan permintaan. Selain itu, kita juga bisa memperluas usaha ke sektor lainnya, yaitu mainan anak,” ungkap Fahmi.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, jika dibandingkan dengan data tahun 2020 lalu, jumlah PMA/PMDN naik sebesar 59% dari yang sebelumnya hanya 56 menjadi 89 usaha besar PMA/PMDN. Sedangkan untuk total UMKM meningkat 99%, yaitu dari 192 menjadi 383 UMKM yang melakukan komitmen kerja sama dengan usaha besar PMA/PMDN.