Selain itu, lanjut Irjen Pol Toni menerangkan bahwa untuk jumlah hotspot di wilayah Sumsel di tahun ini mengalami penurunan, dimana di 2020 lalu jumlah hotspot mencapai 4.514 sedangkan di tahun ini mencapai 851 titik hotspot.
Begitu juga jumlah lahan yang terbakar di tahun lalu ada sekifsr 946,33 Ha dan di tahun ini ada sekitar 240,261 Ha.
"Dari data tahunan yang kita terima titik hotspot mengalami penurunan sekitar 3.663 titik dan jumlah lahan terbakar mengalami penurunan sekitar 706,069 ha," aku dia.
Dengan berbagai pencapaian tersebut pihaknya bakal melakukan evaluasi sehingga di 2022 mendatang akan mampu menekan beberapa kasus menonjol dan terus berupaya melakukan penekanan terhadap jumlah titik hotspot serta lahan yang terbakar.
"Kita berharap kinerja kita akan lebih baik lagi khususnya dalam hal memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam laporan hingga menindaklanjuti laporan tersebut," tutupnya.
Baca Juga: Tinjau Satgas Nataru, Pastikan Sarana dan Fasilitas Berjalan Optimal