2. Meningkatkan risiko penularan infeksi seksual atau STIs
Sexually Transmitted Infections (STIs) adalah risiko infeksi menular dari aktivitas seksual.
Salah satunya, kulit yang robek akibat seks anal bisa melebarkan peluang menyebarnya infeksi.
Beberapa penyakit yang seksual yang bisa menular, yaitu klamidia, gonore, hepatitis, HIV, dan herpes.
Ini bisa menjadi kondisi jangka panjang, karena banyak STIs atau IMS tidak dapat disembuhkan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), "seks anal adalah perilaku seksual berisiko tertinggi untuk penularan HIV" dibanding dengan bentuk seks lain, seperti seks vaginal atau oral.
3. Wasir bisa memburuk
Wasir adalah area pembuluh darah di dalam dan di luar rektum yang dapat menyebabkan gatal, sedikit berdarah, dan terkadang nyeri.
Meskipun wasir menyakitkan, mereka mudah diobati dan sangat dapat dicegah.
Seks anal bisa mengiritasi wasir yang ada bagi sebagian orang. Namun, seks anal itu sendiri tidak mungkin menyebabkan wasir jika seseorang belum memilikinya.
Baca Juga: Sering Fantasi Seks, Begini Cara Mengatasi Wanita yang Kecanduan Seks