Menurut Putu Winastra, kebijakan tersebut tidak bisa disandingkan dengan Bali yang memang hidup dari kedatangan turis mancanegara. Terlebih di Bali tidak ada pabrik seperti di Jawa. Untuk perekonomian di Bali ini angka statistik nya masih merah dari 34 Provinsi lain, sedangkan di Provinsi lain sudah hijau.
"Apakah akan tetap diberlakukan seperti ini. Kan kasian kami pelaku pariwisata yang benar-benar terpuruk. Oleh karena itu kita berharap kebijakan itu ada perubahan paling tidak januari ini sehinga summer kita bisa mendapatkan peluang bisnis dengan wisman datang," jelasnya.
Ia juga turut membandingkan Surabaya yang saat ini sudah dibuka untuk Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sedangkan di Bali sudah dibuka namun belum ada wisman yang datang.
"Ada apa dengan Bali? Kalau misalkan PPLN nya walaupun WNI dan dia mau bayar atau karantina sendiri gimana? Bahkan kita mengusulkan karantina wilayah di Bali. Kalau misalkan wilayahnya contohnya kalau bukan di Bali misalnya di greenzone kan pemerintah dulu membuat greenzone gunanya untuk apa kan percuma kalau tidak di trial," tutupnya.