Yogyakarta, Sonora.Id – Perkembangan dan kemajuan teknologi di dunia kini menjadi sebuah keniscayaan dan tak terelakkan lagi. Keberadaan internet yang terus menembus pelosok-pelosok desa semakin membuat kehidupan manusia tak bisa lepas dari pesatnya teknologi.
Dampak dan pengaruh yang dibawa oleh internet membawa banyak perubahan pula dalam berbagai sendi kehidupan dan kebiasaan yang dilakukan oleh setiap manusia. Era disrupsi benar-benar sebuah hal yang tidak bisa dibendung oleh siapapun.
Wabah pandemi covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun membuat para pelaku usaha harus memutar otak agar usahanya terus berjalan dan tetap bisa berproduksi. Kesuksesan pengusaha cokelat asal desa Salakmalang, Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dwi Murtuti Rahayu (39) juga ikut kena imbas akibat ganasnya wabah covid-19.
Pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi secara nasional dan global terpuruk, namun kegigihan dan ketangguhan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam melewati pandemi covid-19 justru menjadi penyelamat ekonomi nasional.
Usaha yang ia rintis sejak tahun 2014 Won.Dis atau Pawon Gendis Cokelat kini sangat terpukul karena omset turun drastis hingga 70 persen. Namun ia tidak putus asa dan optimis bisa melewati masa-masa sulit akibat pandemi covid-19. Sebelum wabah pandemi covid-19 melanda kesuksesan tak hanya ia nikmati sendiri. Keuntungan dan manfaat usaha Won.Dis Cokelat juga turut dirasakan para petani coklat/kakao dan masyarakat di wilayah Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.
“Sejak wabah covid-19 melanda dalam 2 tahun terakhir kunjungan ke tempat kami menurun drastis, bahkan pernah sama sekali tidak ada penjualan sama sekali saat pemberlakuan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat diberlakukan,” ujar Dwi melalui sambungan telepon kepada Radio Sonora, Selasa (04/01/2022).
Walaupun wabah pandemi covid-19 membatasi mobilitas masyarakat, Dwi mengaku sangat terbantu dengan keberadaan jasa pengiriman paket JNE di wilayah Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dwi menilai keberadaan jasa pengiriman barang membuat usaha dan produksinya tetap berjalan tanpa harus bertemu pelanggan langsung guna menekan penularan penyebaran virus covid-19. Bahkan Won.Dis juga sudah pernah mengirimkan paket ke beberapa Eropa seperti Perancis.
“Disaat mobilitas masyarakat dibatasi akibat PPKM, layanan jasa pengiriman JNE ini menjadi solusi yang tepat karena pengiriman lebih cepat ke berbagai daerah bagi pelanggan yang memesan lewat layanan daring,” tutur Dwi.
Dwi optimis lewat media sosial seperti Instagram, Facebook dan Website produk Won.Dis Cokelat miliknya akan semakin dikenal luas seantero nusantara bahkan dunia. Selain itu dengan kekuatan media sosial dapat membuka kesempatan bagi pengusaha Indonesia khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk Go Digital.
“Kami pelaku UMKM berharap kepada pihak manapun atau pemerintah untuk dapat memberikan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan agar kami bisa go digital serta berharap suatu saat nanti usaha kami bisa menjadi besar dan bisa ikut serta menjadi pendorong perekonomian nasional,” tutup Dwi Martuti.