Sonora.ID - Smart Inspiration adalah salah satu kanal siniar dari Medio yang menyajikan kisah inspiratif dari seluruh UMKM di Indonesia. Kali ini, UMKM yang berkesempatan untuk membagikan kisahnya berasal dari Balikpapan.
Riswahyuni, atau yang kerap disapa Yuni, adalah inisiator bisnis SalaKilo yang memproduksi berbagai macam makanan, minuman, hingga kerajinan dari salak. Bisnisnya pun sudah meraup berbagai macam penghargaan, seperti Oleh-Oleh Terbaik se-Indonesia pada 2016 dan Kreasi Prima Mutu dari Presiden SBY.
Nama bisnis SalaKiloㅡyang telah dibangun sejak akhir 2012 iniㅡberasal dari kawasan perkebunan salak. Letaknya sendiri berada di kawasan kilometer 21. Dari situ, kata kilometer kemudian dipangkas menjadi ‘kilo’ karena lebih familier bagi orang Balikpapan.
Berawal dari Rasa Tak Suka
Yuni awalnya mengaku tak suka dengan salak karena cara makannya yang cukup rumit; kulitnya terkadang sulit dibuka. Selain itu, salak Balikpapan juga dikenal dengan rasanya yang sepat dan asam.
Dari situ, rasa penasarannya pun muncul dengan bertanya kepada para petani salak. Ia pun bertanya soal salak yang tak laku. Mereka mengaku bahwa salak-salak tersebut dibuang lagi ke kebun-kebunnya dengan harapan bisa menjadi kompos.
Akhirnya, hati Yuni pun tergerak untuk menjadikan salak itu sebagai olahan. Ia pun mencari resep kue salak di internet, namun hasilnya nihil karena hanya menemukan resep kue apel. Dengan keinisiatifannya, ia kemudian mengganti bahan resep kue apel dengan salak.
Hasilnya pun berbuah manis, rasa salak yang tadinya tak menarik minat, kini berubah 180 derajat hingga dapat dinikmati oleh wrga Balikpapan. Kini, ia telah menghasilkan lima belas macam olahan produk, seperti kue, kukis, minuman, asinan, keripik, dan sebagainya.
Alternatif Pengalokasian Limbah Salak yang Cerdik
Memiliki lima belas produk, lantas tak membuat Yuni abai dengan limbah yang dihasilkan. Ia pun memanfaatkan biji dan kulit salak untuk dijadikan cenderamata atau hiasan hampers.
Bersama dengan karyawannya, ia mengeringkan biji salak untuk kemudian dipotong. Hasilnya, potongan tersebut digunakan untuk menjadi tempelan di vas bunga, gantungan kunci, & hampers. Bentuknya yang unik dan bisa di-custom kerap dicari-cari oleh pembeli.
Baca Juga: 3 Bisnis Makanan Online Rumahan yang Paling Gampang untuk Diterapkan
Hambatan dalam Memulai Bisnis SalaKilo
Sebelum namanya dikenal luas, Yuni menghadapi bermacam-macam tantangan. Terlebih, salak Balikpapan tak disukai oleh masyarakatnya sendiri. Makan salak pun dianggap sebagai sesuatu yang menyeramkan.
"Orang mencoba tester-nya aja, mereka udah bilang, "Manis gak, ya? Manis gak, ya?". Tapi pelan-pelan kita mengedukasi masyarakat kalo salak setelah dijadikan cake salak jadi gak sepet lagi," cerita wanita asal Balikpapan ini.
Selain itu, hambatan juga dirasakan ibu rumah tangga ini karena ia belum pernah sama sekali belajar soal dunia bisnis. Melalui nasihat anaknya, akhirnya ia pun pelan-pelan belajar metode pemasaran.
Upaya Pengenalan Bisnis SalaKilo
Banyaknya hambatan pun tak membuat semangat Yuni surut, ia kemudian mulai mengaplikasikan apa yang dipelajari ke bisnisnya. Pertama, ia membuat selling point dengan menyebarkan manfaat memakan salak.
Kedua, ia mempromosikan bahwa produknya ini adalah buatan lokal. Ketiga, produknya sendiri sudah tersertifikasi halal. Keempat, Yuni juga meyakinkan pembelinya bahwa dengan membeli produk SalaKilo, mereka sekaligus bisa berdonasi untuk program beasiswa barokah.
"Niat saya membangun usaha ini awalnya ingin bermanfaat banyak orang yang ada di sekitar saya, saya ingin bisa membantu para petani, membeli salak-salak mereka, kemudian menciptakan produk," ujar Yuni dalam siniar Smart Inspiration.
Perbincangan seputar kiat-kiat membangun usaha SalaKilo secara lengkap, bisa kalian dengarkan di Spotify. Akses sekarang juga tautan berikut https://spoti.fi/3eX2JqW!