Riau, Sonora.ID - Soematra Fashion Bration (SFB) 2022 yang digelar pada 5-9 Desember 2021, mengangkat tema Wastra yang berarti kain tradisional.
Tema ini diangkat sebagai upaya mendukung gerakan bangga buatan Indonesia yang menjadi gerakan nyata Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu kiblat industri mode dunia tahun 2024 mendatang. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua BPP Facreeya, Anas Maghfur.
Dijelaskan oleh Pendiri Facreeya Anas Maghfur, Fascreeya Indonesia sebagai lembaga yang bergerak di bidang fashion dan kreativitas, dalam hal ini bekerja sama dengan Pemprov Riau berupaya dan mempertahankan kultur dalam berbusana dengan menggunakan bahan wastra nusantara agar mampu secara global.
"SFB ini hanya momentum, yang mana kami menginginkannya pasca pandemi, ekonomi Indonesia bisa bergerak. Kami ingin dengan kegiatan ini industri fashion bisa hidup dari hulu ke hilir. Baik itu oleh pengrajin, desainer, serta pelaku usaha semuanya tumbuh,".
Dalam agenda Road to Soematra Fashion Bration ini, ujar Anas, digelar juga menggelar pemilihan Model Hunt yang secara online.
Terdapat sekitar 100 orang pendaftar yang kemudian diseleksi menjadi 65 orang. Kemudian dalam seleksi tahap selanjutnya terpilihlah 20 orang yang masuk final untuk dipilih 1 orang Face Icon laki-laki dan perempuan.
"Face Icon ini nantinya akan menjadi wajah dari SFB, yang berugas menjadi duta untuk memperkenalkan Soematra Fashion Bration, dan akan tampil di sepanjang pagelaran SFB. Dan nanti juga saat penyelenggaraan Fashion Bration di luar Sumatera, mereka diundang dan dilibatkan," katanya.
Anas menjelaskan bahwa kegiatan acara puncak Soematra Fashion Bration ini akan digelar 13-20 Maret 2022 mendatang.
Baca Juga: Memasuki 2022, BPS Riau Catat Nilai Tukar Petani Riau Naik 2,56 Persen
Dalam kegiatan itu, setidaknya akan ada 90 desainer dari seluruh Indonesia dengan 540 outfit atau pakaian. Semuanya akan ditampilkan di Riau sehingga semua peserta akan datang ke Riau.
Kabid Pembangunan Sumber Daya Industri Kerja sama dan Promosi (PSDIKP) Diseprindagkop UKM Riau, Lofina yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa pemprov Riau sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini.
Ia melihat bahwa SFB ini akan memberikan dampak yang luar biasa untuk meningkatkan UKM yang ada di Riau terutama dibidang industri fashion yang selama ini menjadi pandemi Covid-19.
Multiplier effectnya akan sangat luar biasa meningkatkan UKM-UKM kita yang selama ini cukup terpuruk di masa Pandemi COVID-19. Dan kita berharap akan terus menjaga prokes, sehingga kegiatan dapat terus berjalan, ekonomi kita di Riau dapat terus meningkat dan kesehatan kita tetap terjaga," sebutnya.
Kedepannya pengembangan batik di Riau juga akan selalu didukung. Hal ini dikarenakan Ketua Dekranasda Riau, Misnarni Syamsuar sangat konsen dalam pengembangan batik di Riau.Di masa Pandemi Covid-19, Ketua Dekranasda Riau tersebut mampu menciptakan batik Corona buku sendiri.
"Apalagi sekarang kapasitas beliau menjadi ibu Ketua Dekranasda, beliau mengembangkan batik yang ada di Riau. Bahkan saat pandemi Covid-19, beliau abadikan dalam satu karya beliau yaitu batik Corona yang dirancang secara khusus oleh Ibu Gubernur," sebutnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau Maria Cahyaningtyas dan juga Nenda Pratiwie sebagai Asia Pasific Rayon (APR) Coorporate Communication.
Baca Juga: BPS Riau Catatkan Inflasi Riau 2021 Lebih Rendah Dibanding Tiga Tahun Terakhir