Surabaya, Sonora.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen berjalan dengan aman dan lancar.
Salah satu yang akan dilakukan adalah melakukan swab test rutin bagi pelajar untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan salah satu langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah adalah melakukan swab test rutin dan acak.
Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada ketakutan dari masyarakat mengenai varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron di tengah suasana pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Pahlawan.
"Di SKB 4 Menteri itu juga disebutkan. Kalau ada sekolah yang kena, maka akan diistirahatkan selama 14 hari," kata Wali Kota Eri, Rabu (12/01/2022).
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu meminta agar seluruh warga di lingkungan sekolah tetap berikhtiar dan tetap mematuhi protokol kesehatan, meskipun semua tenaga pengajar di seluruh sekolah Surabaya telah mendapat vaksinasi Covid-19.
“Sebagai manusia, kita harus tetap ikhtiar dengan tetap menjaga prokes ketat,” tegasnya.
Eri juga menjelaskan bahwa pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya juga diimbangi dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.
Sebab, masih terdapat siswa yang belum mengikuti vaksin, karena mereka terlebih dahulu mengikuti Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Bias).
Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar 57.000 Dosis Vaksinasi Serentak SMA/SMK se-Jatim
"Ini kan tidak boleh langsung di vaksin, karena harus menunggu satu bulan dulu. Kami harus menunggu dari aturan vaksin sebelumnya, yakni harus menunggu 1 bulan terlebih dahulu setelah mendapat suntikan vaksin campak, difteri tetanus (dT), dan tetanus (Tt)," terangnya.
Selain itu, ia juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat di Kota Surabaya untuk bersama sama menjaga protokol kesehatan.
Ia meyakini, dengan kekuatan dan kepatuhan warga, maka Covid-19 bisa dikendalikan.
"Insyaallah Kota Surabaya, ketika ada lonjakan Covid-19, dengan kekuatan dan kepatuhan warga Surabaya sekarang menjadi landai. Matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya, yang patuh menjalankan prokes dan saat ini (Covid-19) menjadi landai," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan bahwa pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya telah mendapat persetujuan dari wali murid atau orang tua siswa, dan diikuti total 661 sekolah. Yakin 285 SD Negeri dan 376 SD Swasta.
"Untuk tingkat SMP, ada sebanyak 331 sekolah dengan 63 SMP Negeri dan 268 SMP Swasta," jelas Yusuf sapaan lekatnya.
Sedangkan untuk tingkat SD, Yusuf menerangkan, pelaksanaan PTM 100 persen belum bisa dilaksanakan secara penuh, karena masih ada sebagian siswa yang belum mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun.
Ditambah, adanya penyesuaian terhadap siswa yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
"Sedangkan untuk swab test acak atau sampling itu mengikuti kondisi dan akan didampingi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Minimal nanti dilakukan per wilayah, untuk pelaksanaanya akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan Dinkes," terangnya.
Baca Juga: Pasca Ditemukan Satu Kasus Omicron, Dinkes Surabaya Terapkan Sejumlah Sistem Surveilans
Pada pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku akan tetap melakukan pengawasan dan antisipasi di lingkungan sekolah.
Salah satunya adalah meminta peran dari para tenaga pengajar, untuk memperhatikan dan memahami kondisi setiap siswanya.
"Anak itu terlihat dari perilakunya setiap hari, contohnya biasanya lincah tapi kok tidak lincah. Jadi terlihat dari kondisi fisik tersebut, maka guru harus mengetahui hal itu," katanya.
Oleh karena itu, Yusuf meminta kepada setiap sekolah untuk membuat suasana proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Seperti dengan memberikan relaksasi kepada para siswa.
"Untuk SD/SMP bisa melakukan relaksasi dalam bentuk yang lainnya, misalnya senam. Karena relaksasi itu harus menyenangkan" ungkapnya.
Selanjutnya, terkait evaluasi pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku bahwa pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Dinkes dan Pakar Epidemiologi, terkait perkembangan PTM 100 persen.