Sonora.ID - Semarang merupakan salah satu Kota di Jawa Tengah yang mengalami perkembangan yang pesat.
Secara etimologis, nama Semarang berasal dari kata "sem" yang berarti asam/pohon asam dan kata "arang" yang berarti jarang, yang digabungkan, maka arti Semarang adalah “asam yang jarang-jarang”.
Penamaan kota Semarang ini sempat mengalami perubahaan saat zaman kolonialisme Hindia Belanda menjadi Samarang.
Namun, pada akhirnya, nama kembali diubah menjadi Semarang.
Konon, "Semarang" ini bermula ketika Ki Ageng Pandanaran I datang ke sebuah pulau bernama Pulau Tirang (dekat pelabuhan Bergota) dan melihat pohon asam yang jarang-jarang tumbuh berdekatan.
Jika berbicara tentang sejarah kota Semarang, tak bisa terlepas dari keberadaan pohon asam. Kini, pohon asam semakin jarang ditemui.
Baca Juga: Wisata Religi yang Bisa Dikunjungi Saat Moment Natal di Semarang dan Sekitar
Beberapa lokasi yang saat ini masih ditumbuhi pohon asam jawa tersebut diantaranya, Jalan Dr Soetomo, Jalan Pemuda, Kawasan Pemakaman Bergota, Menteri Supeno, Kyai Saleh.
Pohon asam yang berukuran besar, juga dapat ditemukan di Jalan Menoreh Utara XII RT6 RW1, Kelurahan Sampangan dan di Pasar Peterongan.
Di Indonesia, pohon asam diketahui ditanam semenjak masa penjajahan Belanda sepanjang jalan raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan.
Pohon asam dikenal kuat. Karena ketangguhannya, pohon asam banyak ditanam di Jawa.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh. Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau dan dipercaya tidak mengalami masa gugur daun, tinggi sampai 30 meter dan diameter batang di pangkal hingga 2 meter.
Uniknya lagi, meskipun pohon ini terkenal rimbun, daun dan buah dari tanaman bernama latin Tamarindus indica ini tak mengotori jalanan.
Buahnya dikenal bermanfaat sebagai campuran bumbu berbagai masakan dan jamu. Kandungannya berupa protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B1, dan C.
Baca Juga: Restoran Legendaris Semarang yang Wajib Dikunjungi bagi Para Pelancong