Sonora.ID - Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki banyak kebudayaan menarik dan bisa memikat hati banyak orang, baik dalam negeri atau luar negeri.
Salah satu kebudayaan Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini adalah musik Keroncong yang dibawa oleh para Mestizos yang berasal dari Portugis.
Terciptanya akulturasi antara alat musik Indonesia dengan jenis musik khas Portugal pun pada akhirnya menghasilkan Musik Keroncong yang saat ini masih popular.
Tetapi sayang, Musik Keroncong di tahun 1980-an sempat terancam eksistensinya karena tidak ada regenerasi pemain jenis musik tersebut di Indonesia.
Baca Juga: 8 Gempa yang Melanda Banten di Masa Lalu dan Akibatkan Tsunami
Hal ini lah yang mendasari Komunitas Krontjong Toegoe terbentuk dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Melalui program Hobby dan Komunitas milik Sonora FM, Bung Andre selaku senior Krontjong Toegoe mengungkap bahwa ayahnya merasa prihatain karena tidak ada regenerasi pusat keroncong.
Karena memiliki keinginan yang kuat untuk tetap mempertahankan eksistensi musik keroncong dan melakukan kaderisasi pemain, Krontjong Toegoe pun dikukuhkan pada tanggal 12 Juli 1988.
"Kami terbentuk untuk membentuk grup keroncong yang terdiri dari anak-anak muda yang ada di Tugu," ujar Bung Andre.
Pemilihan nama Krontjong Toegoe pun tidak dilakukan sembarangan.