Palembang, Sonora.ID – Sumsel menjadi wilayah percontohan pembangunan perumahan masyarakat di Indonesia.
Ir. H. Basyarudiin Akhmad, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Prov. Sumsel kepada Sonora mengatakan ada beberapa factor Kementrian PPN Bappenas memilih Sumsel sebagai propinsi percontohan pembangunan perumahan rakyat.
Pertama program perumahan berskala besar yang sudah di groundbreaking sejak dua tahun lalu, yaitu perumahan diatas 50 hektar sebanyak tiga ribu unit. Perumahan ini untuk MBR, komunitas TNI/Polri dan PNS.
Kedua saat ini sedang membangun perumahan berbasis green housing untuk MBR, non fix income.
Ketiga sedang membangun perumahan komunitas di prabumulih sebanyak 223 unit untuk komunitas penyapu jalan, 70 unit di Lubuklinggau untuk penggiat olahraga, di Musirawas 60 unit untuk guru honorer.
Baca Juga: Beredar Kabar Empat Warga Sumsel Positif Omicron, Ini Faktanya!
Keempat Pak Gubernur di hut propinsi ke 75 berinisiatif mengajak ASN, BUMN, BUMD Bappenas melakukan bedah rumah 75 unit dalam rangka hut propinsi ke-75.
Banyak masyarakat Sumsel yang belum memiliki rumah layak huni, ada 400 hingga 500 ribu yang belum punya rumah, serta ada 170 unit rumah yang tidak layak huni.
Pemerintah melakukan beberapa upaya antara lain dengan membangun perumahan berskala besar yang notabene perumahan bersubsidi.
“Yang sudah dibangun di PPS land sekitar 3 ribu unit menggunakan pola LFPP. sekarang sedang menggunakan pola PP2PT untuk komunitas seperti pemulung yang notabene mereka mampu tapi tidak punya akses ke bank. Dibantu agar mereka punya rumah tipe 36 yang layak huni. Untuk rumah tidak layak huni lewat bedah rumah yang dilakukan kolaborasi pemerintah pusat, propinsi dan pemerintah kabupaten kota,” paparnya.
Saat ini sedang berjalan pembangunan perumahan green housting sebagai pilot projek perumahan monolitik dine home, perumahan yang hemat air, hemat listrik dan hemat material.
“Ini merupakan yang pertama di Indonesia dikembangkan, lokasinya di gandus land. Sudah terbangun 12 unit dan akan dibangun 250 unit lagi. Targetnya untuk MBR, fix income maupun non fix income. Syaratnya, ini merupakan rumah impian pertama. Nama-nama yang ingin mendapat subsidi pemerintah diajukan ke kementrian PU dan di verifikasi. Kisaran harganya 130 sampai 150 juta dengan subsidi sebesar 40 juta, “ imbuhnya.
Baca Juga: Stok Minyak Goreng Langka, Disdag Sumsel Bantah Adanya Upaya Penimbunan