Sonora.ID - Dari sekian rentang umur, umur saat anak belia adalah kelompok yang paling rentan dalam membentuk perasaan trauma.
Permasalahan dari kerentanan ini adalah trauma tersebut bisa saja tersimpan dalam waktu yang lama bahkan ketika ia sudah dewasa.
Tumbuh dewasa dengan trauma ini cukup mengkhawatirkan karena perasaan tersebut cenderung semakin sulit untuk dihapus.
Oleh karenanya, sejak kecil, anak perlu selamat dari trauma.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Astrid Regina Sapiie, Psikologi Klinis 'Bagaimana Mengelola Emosi Agar Anak Tidak Trauma' dalam siaran Radio Sonora FM (28/1/22).
Baca Juga: Olahraga High-Intense Percepat Turun Berat Badan atau Sebabkan Trauma? Ini Penjelasan Dokter!
"Sederhananya gini, emosi itu adalah energi. Jika trauma tidak diselesaikan sejak dini maka ada energi yang tersimpan dalam memori itu sehingga energi emosinya berkurang," jelasnya.
Jika energi emosi tersbeut berkurang, anak tidak akan bisa merespon secara emosional yang sifatnya lepas.
Sebagai contoh, ketika menangis anak akan terus-terusan menangis dan sulit mengontrol tangisnya.
Atau penampakan muka anak jadi terus murung dan dibaluti dengan rasa kecewa.