Sonora.ID - Pertumbuhan ekonomi pada industri manufaktur tumbuh di angka 3,39% secara year on year (yoy) sepanjang 2021.
Kenaikan ini disokong industri alat angkutan yang mengalami peningkatan sebesar 17,82%. Hal ini di sampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Margo Yuwono selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) menuturkan, pertumbuhan industri alat angkutan ini didorong insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan roda empat.
“Secara kumulatif atau secara tahunan industri pengolahan tumbuh 3,39%, ini jauh lebih bagus apabila dibandingkan dengan tahun 2020 yang terjadi kontraksi sebesar 2,93%,” ujar Margo melalui konferensi pers yang digelar secara hybrid, Senin (7/2).
Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Goreng Picu Inflasi di Sulsel Awal 2022
Disamping itu, industri manufaktur tumbuh juga didorong oleh subsektor lain yang menopang pertumbuhan manufaktur di tahun 2021 seperti industri logam dasar yang tumbuh sebesar 11,50%.
"Industri ini tumbuh juga dikarenakan industri logam dasar yang tumbuh sudah cukup tinggi sebesar 11,50% yang didorong karena peningkatan produksi timah, feronikel dan bauksit,"ujar Margo.
Sementara itu Margo juga menambahkan, industri lain yang turut mengalami pertumbuhan pada tahun lalu di antaranya pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh sebesar 1,84%, perdagangan besar dan eceran sebesar 4,65%, konstruksi sebesar 2,81%, pertambangan dan penggalian sebesar 4,00 persen, informasi dan komunikasi sebesar 6,81%, serta transportasi dan pergudangan sebesar 3,24%.
Sedangkan industri tekstil dan pakaian jadi mencatat pertumbuhan sebesar 5,94% pada Kuartal IV 2021 setelah berturut-turut mengalami kontraksi.
Namun, peningkatan pada kuartal ini belum mampu mengangkat pertumbuhan industri tekstil sepanjang tahun yang masih terkontraksi sebesar 4,08%.
Baca Juga: BPS Catat Penurunan Penduduk Miskin di Provinsi Riau Mencapai 0,12 Persen