Wali kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud mengatakan, pakaian Mahligai Balikpapan merupakan salah satu pakaian daerah yang menambah keragaman.
Pakaian ini juga menambah khasanah warisan budaya Kota Balikpapan yang akan diresmikan dan akan mulai digunakan pada HUT ke-125 Kota Balikpapan.
"Mahligai punya arti istana atau puri yang bermakna rumah indah yang di dalamnya terdapat sifat-sifat manusia yang senantiasa bertaqwa dan bersedekah kepada Allah," ujar Rahmad Masud, Rabu (9/2/2022).
Pakaian adat Mahligai Balikpapan terinspirasi dari budaya Suku Paser Balik. Dahulu di sepanjang pantai Teluk Balikpapan banyak bermukim Suku Paser Balik yang menjadi cikal bakal nama serta sejarah Kota Balikpapan.
Adapun detail pakaian ini berwarna hitam polos yang melambangkan bahwa Balikpapan merupakan Kota Minyak.
Aksesoris dan bordiran pada baju ini memiliki warna keemasan yang memiliki makna kebijaksanaan dan kesejahteraan.
Baju pada pria yang berwarna hitam polos dan bermodel surjan memiliki makna kehidupan dan taqwa. Pada peci pria bermakna kesatuan yang terdapat bros kecil beruang madu yang merupakan maskot kota Balikpapan.
Pada bagian dada terdapat bandul Beruang Madu dengan rantai kuning ke-emasan sebagai pengikat bandul yang memiliki arti walaupun berbeda suku dan agama tapi tetap satu kesatuan dan silahturahmi tetap terjaga.
Sedangkan baju pada wanita berwarna hitam polos dengan model kebaya kutu baru yang memiliki makna Suku Paser Balik terdahulu.
Pada ujung baju membentuk siku runcing yang saling berhadapan mempunyai arti satu kesatuan.
Kembang goyang dan bross pada wanita sebagai aksesoris memiliki bentuk bunga kelubut yang melambangkan perhiasan wanita.
Untuk bawahan wanita menggunakan kain atau jarik bermotif kelubut yang di depannya memiliki lipatan atau wiru sebanyak tujuh lapis. Memiliki arti, kita berpijak di bumi dengan tujuh langit di alam semesta.
"Besar harapan pada pakaian adat Mahligai Balikpapan bisa digunakan oleh masyarakat dan sahabat, kerabat, serta warga Kota Balikpapan," pungkas Rahmad Masud.