Jakarta, Sonora.Id - Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani dan sekaligus Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana, LLM menilai, Pemerintah Indonesia sudah sepatutnya tidak memihak dalam konflik antara Rusia dan Ukrania.
Dalam wawancara khusus dengan Radio Sonora, Jakarta Selasa (2/3/22) Hikmahanto menilai pernyataan Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter resminya @jokowi yang mencuitkan, "Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia." sudah tepat.
"Menurut saya memang sebaiknya tidak memihak. Agar Indonesia bisa aktif berkontak dengan berbagai pihak yang bertikai untuk menciptakan kedamaian," ujar Hikmahanto kepada Sonora.
Namun, Hikmahanto tidak setuju dengan pernyataan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) yang mengatakan bahwa serangan militer Rusia terhadap Ukraina sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan menyalahkan Rusia. Sehingga dari pernyataan tersebut seolah-olah Indonesia memihak Ukraina dan Indonesia akan kesulitan dalam ikut menyelesaikan solusi damai.
"Indonesia menganut politik bebas aktif sehingga pernyataan Kemenlu tersebut akan dianggap berpihak pada salah satu pihak dan yang ditakutkan persepsi petinggi Rusia Indonesia tidak netral," tegas Hikmahanto.
Seperti diketahu perundingan perdana antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung di perbatasan Belarus pada Senin (28/2) sore waktu setempat belum menghasilkan kesepakatan gencatan senjata. Padahal, salah satu tujuan Ukraina setuju berdialog dengan Rusia adalah guna menyerukan gencatan senjata secepatnya.