Palembang, Sonora.ID – Setiap tahun, umat muslim memperingati Hari Isra Miraj.

Yang banyak diketahui Isra dan Mi'raj adalah peristiwa penting dan bersejarah di mana dalam kisahnya, Nabi Muhammad melakukan perjalanan bertemu Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjut lagi ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh).

Perjalanan luar biasa yang berlangsung singkat dalam semalam itu bukanlah rekayasa, melainkan nyata adanya sebagai bukti kekuasaan milik Allah.

Isra Miraj ini sendiri terjadi pada tahun yang disebut Amul Huzni.

Ustadz Syaferi, Kordova Dompet Duafa kepada Sonora (27/02/2022) mengatakan bahwa Amul Huzni adalah tahun kesedihan yang menimpa Nabi Muhammad SAW.

“Ada 3 kesedihan yang menimpa nabi, pertama adanya tekanan dari kaum kafir quraisy yang semakin membenci nabi, ditandai dengan adanya usaha memboikot nabi dan keluarganya, keluarganya tidak diperkenankan berniaga dengan orang-orang mekah sehingga nabi kesulitan ekonomi. Kedua wafatnya paman nabi, yaitu Abu Thalib bin Abdul Muthalib, orang yang selalu membela nabi. Ketiga nabi ditinggal istri yang sangat dicintai, Sayyidah Khadijah,” ujarnya.

Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Inilah 4 Negara dengan Berbagai Tradisi Peringatan Isra Miraj

Ditengah keadaan yang sulit dan duka yang datang silih berganti terjadilah peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW dibawa oleh ALLAH SWT ke Sidratul Muntaha.

Disana nabi melihat keadaan akhirat, keadaan surga dan neraka. Peristiwa ini sebagai pelipur lara nabi yang tengah menghadapi tahun huzni berupa kesedihan dan pencobaan.

“Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwasannya bila dalam keadaan susah, sedih dan banyak menderita maka ingatlah akhirat. Semua penderiataan akan sirna ketika seseorang memikirkan akhirat,” ujarnya.

Bila kita dalam keadaan sakit, miskin, susah, melipur laranya adalah dengan mengingat akhirat. Cukup didunia ini saja kita merasaskan kesusahan itu, nanti semua pengorbanan kita akan dibalas sempurna oleh Allah SWT di akhirat. Isra Miraj mengajarkan kita jangan memikirkan dunia saja tetapi memikirkan akhirat juga. Bila hanya memikirkan dunia maka kita akan membuat kita tambah susah, stress dan depresi.

“Sesial apapun didunia kita harus sabar karena di dunia akan ada akhirnya, kesabaran kita akan berbuah manis diakhirat nanti,” tutupnya.

Baca Juga: Peringati Isra Mi'raj, Bang Dhin: Momentum Peningkatan Kualitas Diri