Sonora.ID – 2 Maret 2022 ini tepat 2 tahun kita menjalani masa pandemi COVID-19, dan mulai ada pembicaraan tentang Pandemi dan Endemi.
Pandemi COVID-19 dinyatakan oleh DirJen WHO pada 11 Maret 2020.
Hal ini sama dengan Pandemi H1N1 (2009) yang dinyatakan bermula pada 11 Juni 2009 oleh DirJen WHO waktu itu, dan dalam 1 tahun 2 bulan kemudian, pada 10 Agustus 2010 DirJen WHO menyatakan dunia sudah memasuki masa pasca pandemi H1N1 (2009) ini, pandemi ketika itu resmi selesai.
Prof Tjandra Yoga Aditama, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dalam rilisnya mengatakan “Masing-masing negara dapat saja membuat pernyataan bahwa mereka sudah dapat mengendalikan wabah COVID-19, atau sudah masuk dalam fase endemi. Tetapi, pernyataan satu dua atau bahkan beberapa negara bahwa negara mereka sudah endemi sama sekali tidak berarti pandemi sudah selesai.”
Menurut Prof Tjandra, syarat situasi COVID-19 sudah terkendali maka salah satunya adalah angka kepositifan (“positivity rate”) dibawah 5%.
Data yang ada, angka kepositifan pada 25 Februari 2022 adalah 17,93%, dan walaupun pada 26 Februari angkanya sudah menurun tapi masih cukup tinggi, yaitu 15,91%.
“Ini cukup jauh di atas batas 5% yang kita kehendaki bersama.”ujar Prof Tjandra.
Indikator lainnya adalah angka reproduksi efektif (“effective reproduction number - Rt”) di bawah 1.
Baca Juga: Riset Vaksin Booster Dibongkar! Kemenkes: Efek Perlindungan Vaksin Booster Hingga 91%
Ada beberapa pihak yang menyebutkan angka reproduksi kita di hari-hari ini masih diatas 1, ada yang melaporkan sebagai 1.161.
Angka jumlah pasien dan kematian juga harus ditekan rendah, serta pelayanan kesehatan akan selalu siaga menghadapi kemungkinan kenaikan kasus.
Tahun yang lalu angka kepositifan kita sudah sempat cukup lama di bawah 5% dan angka reproduksi juga pernah dibawah 1, tapi dengan serangan Omicron maka angka kepositifan dan angka reproduksi naik lagi seperti sekarang ini.
“Tentu kita juga amat perlu mewaspadai kemungkinan varian baru COVID-19 di dunia, sesuatu yang tidak terlalu mudah memprediksinya.” Ungkap Prof Tjandra.
Yang jelas, menurutnya, tentu kita semua berharap bahwa COVID-19 akan segera dapat diatasi di dunia dan juga negara kita, "no one is save until everyone in save”.
Baca Juga: Demam Lebih dari Dua Hari? Segera Periksa ke Dokter