Riau, Sonora.ID – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Riau pada hari ini, Rabu (2/3) melaksanakan high level meeting di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Riau.
Dalam meeting tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Riau yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Riau SF Haryanto, Walikota Pekanbaru Firdaus, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Muhamad Nur, serrat Deputi Kepala Bank Indonesia Riau Maria Cahyaningtyas.
Dalam high level meeting yang digelar oleh TPID ini Kepala Perwakilan BI Riau menyebutkan, pada bulan Januari harga minyak goreng yang naik sigfinikan memberikan tekanan yang cukup besar pada inflasi di Riau.
“Di Januari ada tekanan yang besar, karena harga minyak goreng yang cukup tinggi. Kita apresiasi juga untuk kebijakan pemerintah terkait dengan penetapan harga eceran tertinggi,” ungkap M.Nur.
Baca Juga: Cegah Kelangkaan Minyak Goreng, Afif Abdillah Minta Operasi Pasar Murah Di Gelar!
Meski telah ditetapkan oleh pemerintah HET untuk minyak goreng, namun tidak dipungkiri M.Nur masih sulit ditemuinya minyak goreng sesuai dengan harga HET.
“Meskipun sudah ditetapkan HET tapi masih jauh harga minyak goreng dibawah HET. Di Dumai kita masih temui harga Rp.14.700 bahkan ditembilahan dengan harga Rp.16.000,” lanjutnya.
M.Nur juga meminta pemerintah di Riau untuk bersama mengantisipasi tekanan harga menjelang Ramadhan untuk menekan angka inflasi.
Operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog juga memberikan dampak yang baik. Selain itu juga, M.Nur menyebutkan bahwa satgas pangan yang dibentuk oleh pemerintah juga memberikan pengaruh psikologis yang positif.
Seperti yang kita ketahui, beberapa bulan terakhir ini masyarakat tengah dilanda kelangkaan yang menyebabkan naiknya harga bahan-bahan seperti minyak goreng, tempe dan tahu.
Sudah seharusnya pemerintah mulai peka dan bergerak untuk mengantisipasi masalah ini, terebih lagi menjelang Ramadhan.
Baca Juga: Emak-emak Bisa Contek! Ternyata Ini Rahasia Kenapa Minyak Goreng Pedagang Enggak Hitam-hitam