Garut, Sonora.ID –Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melepas ekspor kopi ke Belanda dengan total nilai Rp4 miliar di Desa Mekarsari, Cikajang, Kabupaten Garut, Rabu (2/3/2022).
Kopi yang diekspor merupakan produk hasil binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra Internasional Tbk.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan pemberian sarana produksi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar kepada petani milenial Jawa Barat.
Dikutip dari siaran persnya, Gubernur Ridwan Kamil mengatakan bahwa ekspor ini sebagai langkah Jawa Barat untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi.
Bahkan tak hanya untuk produk mentah, Ridwan Kamil juga ingin agar kopi Jabar bisa mendunia lewat kafe-kafenya.
"Jadi kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia. Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi suatu hari saya yakin," kata Ridwan Kamil.
Diketahui Provinsi Jawa Barat sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara.
Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jawa Barat mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar. (mengacu kurs Rp14.300 per Dolar AS).
Adapun contoh beberapa negara yang sudah menikmati kopi asal Jabar seperti Rusia, Singapura, Belanda, Jerman, Inggris, Taiwan, Australia, dan Arab Saudi. Ke depan Jabar akan terus mencari pasar ekspor kopi yang baru ke negara lain.
Selain itu, Jawa Barat juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara.
Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.
Ridwan Kamil menuturkan, ada beberapa alasan mengapa dirinya optimistis kopi asal Jabar bisa mendunia.
Pertama, Jabar merupakan salah satu daerah penghasil kopi pertama di Indonesia.
"Sejarah kopi di Indonesia itu di Jawa Barat. Dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda, makanya ada Gunung Malabar. Malabar itu sebenarnya nama tempat di India. Namun oleh Pemerintah Kolonial dijadikan nama gunung di Indonesia, maka lahirlah Gunung Malabar," kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
"Ada pandemi di masa lalu, di mana kopi enggak laku. Kemudian diubahlah semua perkebunan kopi menjadi teh. Jadi semua perkebunan teh itu dulunya adalah kopi. Sekarang kopi lagi naik daun dibandingkan dengan teh," ungkapnya.
Di sisi lain, penjualan kopi ke beberapa negara juga semakin mudah dengan adanya teknologi digital.
Ini sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bpidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mensejahterakan para anggota koperasi, maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Atas dasar itu, pihaknya memberikan apresiasi yang besar atas pelepasan ekspor kopi yang dilakukan pada hari ini.
Apalagi kopi merupakan komoditas potensial kebanggaan Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas rasa kopinya masing-masing.
"Kami mengapresiasi terhadap momen pelepasan ekspor kopi bagi masyarakat atau para petani milenial di Desa Mekarsari ini," pungkas Luhur.