"Itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir," Ucap Gembong kepada wartawan, Senin (07/03/2022).
Jumlah itu, kata Gembong,merupakan uang dari rakyat yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro melalui penyertaan modal.
Maka itu, harus menggunakan mekanisme perencanaan yang matang
"Yang pertama bahwa kontrak itu juga tidak melalui perencanaan yang matang. Kalau kita merencanakan sesuatu kemudian dalam perjalanan terjadi pembengkakan yang luar biasa besar, 10 M itu luar biasa besar itu, artinya perencanaan dari Jakpro yg abal-abal".
Menurut Gembong Jakpro tidak mengetahui persoalan tentang sirkuit Formula E alias bukan dalam bidangnya, Gembong menyebut Jakpro dipaksa untuk tahu, hal itu lah yang membuat bengkaknya biaya sirkuit.
"Ini kan orang yang dipaksa, orang dipaksa untuk tahu padahal dia nggak tahu" ucapnya.
Sementara itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan biaya sirkuit Formula E membengkak karena ada standar internasional yang harus dipenuhi dan sirkuit dibuat permanen.
"Memang ada penambahan ya dari 50 ke 60 karena sirkuit itu dibuat permanen" Ucap Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (07/03/2022) .
"Hal ini menjadi tanggung jawab Jakpro untuk memastikan sirkuitnya dibuat sebaik mungkin memenuhi syarat dan standar" Tandasnya.