Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja (tengah-kemeja coklat) saat preskon di Gedung Sate, Senin (7/3/2022) (
Indra Gunawan)
Bandung, Sonora.ID - Kasus harian COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) dalam seminggu terakhir cenderung menurun.
Hal ini merupakan kabar baik dibandingkan pada awal Februari 2022 yang mencapai 16 ribuan.
Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja berkata bahwa memasuki Maret ini kasus harian COVID-19 di Jabar cenderung menurun.
"Pada awal Februari, kasus aktif COVID-19 di Jabar ada di angka 16ribuan. Nah memasuki Maret ini cenderung turun ada di angka 4 ribuan," ucap Setiawan usai Rapat Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Gedung Sate Bandung, Senin (7/3/2022).
"Barangkali ini kabar baiknya untuk kita semua, namun masyarakat tetap dihimbau agar selalu menerapkan protokol keaehatan terutama bila beraktivitas," tegas Setiawan.
Selain itu Setiawan juga menyampaikan, bahwa angka Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Jabar kini hanya di angka 25.9 persen.
"BOR di Jabar saat ini di angka 25,9 persen. Bila dihitung dari jumlah total kapasitas atau ketersediaan tempat tidur rumah sakit, terutama untuk pasien COVID-19, cenderung menurun dari sebelumnya yang berada di angka 30-an persen," ungkap Setiawan.
Tingkat kepatuhan terhadap prokes warga Jawa Barat meningkat
Sementara berdasar pantauan, tingkat kepatuhan warga terhadap prokes juga meningkat. Namun, persentasenya setiap daerah tentu berbeda.
"Kebanyakan kabupaten kota di Jabar saat ini berada di level kewaspadaan 3, ada tiga daerah yang masuk level 2 yaitu Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Pangandaran," ungkap Setiawan.
"Dua daerah yaitu Kota Cirebon dan Kota Sukabumi saat ini masik di level empat," imbuhnya.
Setiawan melanjutkan, ada pergeseran peningkatan kasus tertinggi di Jabar.
Sebelumnya kasus tertinggi selalu berada di aglomerasi Bodebek, saat ini bergeser ke aglomarasi Bandung Raya.
"Ini terjadi karena fenomena libur panjang kemarin. Biasanya kan yang dari wilayah DKI termasuk aglomerasi Bodebek berliburnya ke arah Jawa Barat, jadi ketika dilakukan tracing maka kasus di aglomerasi Bandung Raya jadi meningkat," ungkap Setiawan.
Di akhir Setiawan meminta masyarakat terus meningkatkan kewaspadaannya secara mandiri agar kasus aktif tidak bertambah, terutama mereka yang memiliki riwayat komorbid.